Thursday, November 19, 2009

Dancing with my big fat belly!


Ketika mood swing PMS berhenti di titik yang menyenangkan!
"I'm dancing with myself...
well there's nothing to lose
and there's nothing to prove
and I'm dancing with myself!"
wohooooo....

Monday, November 16, 2009

VIVA for LIFE!


My 2009's shape:
1. I cut my hair pretty short
2. I'm fatter. I gained 5 kilos (After graduate from college in early 2008 and worked as freelancer, I gained 10 kilos but then drop 5 kilos after I got my first 9 to 5 job around November 2008)
3. My belly has continued to grow big and wider, and start to compete with my boobs! but thank God! my boobs isn't resting on my belly...yet! XD

but my life is waaaaaaay more better than last year! despite of all my complaints about my weight.... :) VIVA for LIFE!


Tuesday, June 23, 2009

sange!

mata melihat
tangan meraba
ternyata di dada hanya ada bara.


hohohoho!

Thursday, June 18, 2009

Mengeluh membuat peluh!

Dulu masih mikir, mengeluh adalah satu hal yang cukup melegakan hati selain curhat.
mengeluh dapat dilakukan secara monolog, dialog, atau secara massal...semisal protes.
nah kita coba dijabarkan semuanya....
1. Protes adalah keluhan yang ingin segera mungkin diadakan perubahan.
2. Dialog alias keluhan curhat adalah keluhan yang biasanya menginginkan perubahan tapi ga tau harus mulai dari mana dan berharap si pendengar curhat dapat membantunya.
3. Keluhan monolog adalah curhatan frustasi ketika kita ingin perubahan tapi ga bisa berbuat apa-apa, semisal:
"yah...macet lagi!"
"ya ampun lembur lagi!"
"panas banget si cuacanya!"
Nah coba Anda hitung dalam sehari Anda melakukan (mungkin protes setaun sekali aja yah!atau semoga tidak sama sekali!) keluhan monolog dan dialog berapa kali sehari? sekali? dua kali? puluhan? ratusan? lebih!?
Beda dengan saya. saya adalah seorang yang jarang mengeluh namun sering menjadi keluhan orang lain hehehe...apalagi di kantor lama hehehe...(right mr. R?!)
tapi bukan itu yang mau saya bahas. Yang ingin saya bahas adalah MENDENGARKAN orang mengeluh.

Seperti yang telah saya klasifikasikan berarti oknum yang curhat berada di point ke 2 yaitu curhat keluhan.

Awalnya memang biasa-biasa saja...berikut adalah sedikit curhatan dalam hati saya ketika mendengar si oknum sedang mengeluh:

HARI 1 :"o gitu, kasian banget ni anak...."
HARI 2: "ya ampun gila juga ya yang menzolimi ni anak"
HARI 3: "wah...jangan ampe kejadian ama gue"
HARI 4: "hmmmm...gue pernah ngalamin juga sih, tapi gue ga menganggap itu hal yang besar"
HARI 5: "gue si uda biasa, saatnya memberi saran solusi dan sedikit pengalaman diri!"
HARI 6: "wah!kemaren uda dikasih saran, tapi kok kayaknya dia uda lupa ya?"
HARI 7: "mmm...sabtu besok ngapain ya enaknya, eh tadi dia ngomong apa""
HARI 8: "ni anak ngeluh aja kerjaannya"
HARI 9: "ya elah cuma gitu doang!uda deh!deal with it!manja amat si ni anak"
HARI 10: "gue silotip juga ni mulut!"

Yah begitulah grafik kata hati saya, bisa dibilang lama-kelamaan sesi curhat keluhan ini jadinya "dialog mono" soalnya dia maunya mengeluh dan udah ga mau mendengarkan masukan-masukan yang lain, maunya MENGELUH!awalnya biasa saja, pada akhirnya pengen ngelempar kursi aja. hehehe...maksa eh tapi masih masuk akal sih...hehehe

Selain kadang ikutan merusak mood saya, oknum ini mungkin kurang familiar dengan kata "bersyukur". Dan lihat sekarang....saya juga sedang mengeluh!MENGELUH ITU MENULAR!

Tapi saya juga berterima kasih dengan si oknum ini, saya jadi banyak belajar bahwa mengeluh memang tidak dapat menyelesaikan masalah, bikin mood turun, kualitas diri ga meningkat dan merugikan orang lain, bisa saja orang ini lagi bahagia setengah idup jadi bete setengah mati karena mendengar keluhan setiap menit! dan yang lebih parah kita ga akan maju!
kalo cuaca panas, ya uda ga usah keluar rumah!
kalo macet, ya uda pindah kota aja!
kalo lembur melulu, ya cari lah kerja yang jarang lembur!
memang memutuskan sesuatu ga semudah mengupil, butuh pertimbangan-pertimbangan lain, tapi do something with it! BERGERAK! And if you can't, then deal with it! try to get along with your problems!


cheers!

Sunday, March 22, 2009

Monday, February 9, 2009

:)

Ingin kupeluk matahari
dia datang membakar malam
merangkul diriku yang kelam

Friday, February 6, 2009

pergi

Bagi cinta, aku seorang pengecut
Ketika datang, kupikir hanya lewat
Ketika singgah, kupikir hanya numpang bertanya

Lalu kuberanikan untuk menghampiri
berharap untuk dapat memberi
Tapi lalu aku terlambat, dia pergi.

Friday, January 30, 2009

I'll be you mirror

I would like to dedicate this very intellect romantic song lyric to my entire dearest. Thank you.

Ill be your mirror
Reflect what you are, in case you don’t know
Ill be the wind, the rain and the sunset
The light on your door to show that you’re home

When you think the night has seen your mind
That inside you’re twisted and unkind
Let me stand to show that you are blind
Please put down your hands
Cause I see you

I find it hard to believe you don’t know
The beauty that you are
But if you don’t let me be your eyes
A hand in your darkness, so you wont be afraid

When you think the night has seen your mind
That inside you’re twisted and unkind
Let me stand to show that you are blind
Please put down your hands
Cause I see you


I’ll be Your Mirror by The Velvet Underground

Monday, January 19, 2009

Perempuan tuh...

Setelah seharian bergelut dengan hard sell bullshit, akhirnya istirahat makan siang! Waktu yang selalu ditunggu-tunggu. Makan, duduk bermalas-malasan, dan menikmati sedikit rasa kantuk yang tiba-tiba menjadi segar ketika kaget terbangun.
Kemarin malam, kebetulan saya pulang ke rumah, jadi paginya saya dapat membawa bekal makan buatan mamah. sejujurnya masakan mamah tidaklah sehebat itu, tapi ketika mencicipi masakannya, ada perasaan berbeda, saya merasa berada di Rumah. Dan itu cukup bagi saya.
Tapi itu bukan yang akan saya bahas, walaupun nantinya mungkin akan terhubung ke masakan mamah. Jadi ketika saya duduk di bangku ruang makan dan melihat masakan mamah yang menggugah selera, tanpa rasa ragu saya langsung melahap dengan cepat. Tiba-tiba dari belakang saya terdengar suara laki-laki, teman sekerja saya.
”masak sendiri ri?”
”engga, kemaren pulang ke rumah jadi bawa masakan mamah.”
”elu bisa masak ga ri? Ah pasti lu ga bisa masak ya!gila jadi cewek tuh harus bisa masak!tar gimana bisa ngurus anak lu!”
Mendengar kalimat terakhir membuat dada saya sesak, sesak bukan karena saya malu tidak bisa masak, tapi saya marah. Masakan mamah sudah tidak menggugah selera saya! Saya sudah penuh dengan rasa kesal. Tanpa berpikir panjang, saya langsung menjawab:
”Nanti ketika gue nikah, gue bakal kerja bareng sama suami gue, bukan gue yang selalu di dapur! Emang masak sepenting itu ya dalam pernikahan? kalo iya, elu tau kan yang dijual di toko-toko buku judulnya resep masakan?gue yakin sebulan juga gue uda jago!”
Mungkin ini bukan jawaban tepat sasaran dan telak menghajar opininya, tapi setidaknya berhasil membuat dia merasa tidak enak dan pergi dari hadapan saya. Saya bukan orang yang bisa berpikir cepat dan mengeluarkan jawaban pintar dan membuat orang terdiam berpikir. Rasanya ingin waktu berjalan satu jam lebih lambat, sehingga saya bisa mengatur kata-kata yang lebih pintar dan menonjok telak cara berpikir dia. Tapi sayangnya, semuanya tidak berjalan seperti apa yang kita mau. Apalagi keinginan aneh seperti ini.
Dia mungkin punya hak suara, tapi rasanya hak yang dia miliki ingin saya cabut seketika. Saya baru mengenal dia dengan hitungan hari begitu juga dia sebaliknya, dia tidak pernah berada di posisi perempuan begitu juga saya sebaliknya, jadi apakah pantas kalimat itu dilontarkan?
Semua pasti sudah menebak kemana arah pembicaraan ini, masalah gender yang tidak pernah ada selesainya. Tapi kapan ya masalah ini akan selesai? Kapan cara berpikir seperti ini berubah? Rasanya ingin duduk bareng dengan temen sekerja saya itu dan berbicara. Tapi apakah dengan berbicara itu cukup? ah...lebih baik tanya mamah saja. mungkin masakannya dan perannya sebagai ibu akan menjawab semuanya.