Monday, January 19, 2009

Perempuan tuh...

Setelah seharian bergelut dengan hard sell bullshit, akhirnya istirahat makan siang! Waktu yang selalu ditunggu-tunggu. Makan, duduk bermalas-malasan, dan menikmati sedikit rasa kantuk yang tiba-tiba menjadi segar ketika kaget terbangun.
Kemarin malam, kebetulan saya pulang ke rumah, jadi paginya saya dapat membawa bekal makan buatan mamah. sejujurnya masakan mamah tidaklah sehebat itu, tapi ketika mencicipi masakannya, ada perasaan berbeda, saya merasa berada di Rumah. Dan itu cukup bagi saya.
Tapi itu bukan yang akan saya bahas, walaupun nantinya mungkin akan terhubung ke masakan mamah. Jadi ketika saya duduk di bangku ruang makan dan melihat masakan mamah yang menggugah selera, tanpa rasa ragu saya langsung melahap dengan cepat. Tiba-tiba dari belakang saya terdengar suara laki-laki, teman sekerja saya.
”masak sendiri ri?”
”engga, kemaren pulang ke rumah jadi bawa masakan mamah.”
”elu bisa masak ga ri? Ah pasti lu ga bisa masak ya!gila jadi cewek tuh harus bisa masak!tar gimana bisa ngurus anak lu!”
Mendengar kalimat terakhir membuat dada saya sesak, sesak bukan karena saya malu tidak bisa masak, tapi saya marah. Masakan mamah sudah tidak menggugah selera saya! Saya sudah penuh dengan rasa kesal. Tanpa berpikir panjang, saya langsung menjawab:
”Nanti ketika gue nikah, gue bakal kerja bareng sama suami gue, bukan gue yang selalu di dapur! Emang masak sepenting itu ya dalam pernikahan? kalo iya, elu tau kan yang dijual di toko-toko buku judulnya resep masakan?gue yakin sebulan juga gue uda jago!”
Mungkin ini bukan jawaban tepat sasaran dan telak menghajar opininya, tapi setidaknya berhasil membuat dia merasa tidak enak dan pergi dari hadapan saya. Saya bukan orang yang bisa berpikir cepat dan mengeluarkan jawaban pintar dan membuat orang terdiam berpikir. Rasanya ingin waktu berjalan satu jam lebih lambat, sehingga saya bisa mengatur kata-kata yang lebih pintar dan menonjok telak cara berpikir dia. Tapi sayangnya, semuanya tidak berjalan seperti apa yang kita mau. Apalagi keinginan aneh seperti ini.
Dia mungkin punya hak suara, tapi rasanya hak yang dia miliki ingin saya cabut seketika. Saya baru mengenal dia dengan hitungan hari begitu juga dia sebaliknya, dia tidak pernah berada di posisi perempuan begitu juga saya sebaliknya, jadi apakah pantas kalimat itu dilontarkan?
Semua pasti sudah menebak kemana arah pembicaraan ini, masalah gender yang tidak pernah ada selesainya. Tapi kapan ya masalah ini akan selesai? Kapan cara berpikir seperti ini berubah? Rasanya ingin duduk bareng dengan temen sekerja saya itu dan berbicara. Tapi apakah dengan berbicara itu cukup? ah...lebih baik tanya mamah saja. mungkin masakannya dan perannya sebagai ibu akan menjawab semuanya.



8 comments:

zeepsy said...

Temen-temen kantor gw juga pada gituh! Rese semua! Komennya mulai dari kudu bangun pagi sampai ngurus2 rumah. Udah tau bangun pagi susah. Tapi tenang aja, gak ada tuh kaedah pernikahan kayak gituh. Bonyok gue gak gituh! Nyokap di dapur mulu, malah disuruh udahan ma bokap, hahaha :D
Jadi intinya orang2 kayak gituh kolot aja minta diurusin mulu. Dasar EGOIS! Kalo gak bisa masak, yaaah beli aja kan banyak yang jual, hahaha :D

-Chika-

zeepsy said...

Your simple answer had slapped him on the face ri! I wish he had known who he talked to! What a shithead!

Cheers and Love-

ari koeswardini said...

surprisingly zee!in this -what so called- modern times, there are so many people who still think like shithead!

Anonymous said...

ah ga suprise lagi ri..!! jaman modern mah modern, tapi itu orang2 kantor gue ga cowo ga cewe koloott smuanya. pada penganut cewe di tindas laki kayaknya.

intinya mah egoisss,kolot, mau di urus tanpa mau ngurus!!

jaman udah berubah bilanginn tuh ama tuh laki!! ga harus perempuan bisa masak, laki nya aja yang bisa masak..sama aja kan. perempuan juga mau dimasakin, di urusin.

bilang gitu ri, emosii gue ha ha ha

.mister.dison. said...

yah...
susah juga Ri, sampai saat ini, orag-orag kebanyakan masih belum bisa menerima kenyataan bahwa tidak semua peremupuan itu bisa menjadi wanita karir *instead of stayed-home-mum*.
and guys feels intimidated by woman who's "on top".
kalo gue, bukannya apa, malah rooting for girls on top, ga tau kenapa, mungkin krn dikelilingi oleh cewe2 "kuat" kali ya, jadi terintimidasi, dan inget,
"Hell hath no fury, like a woman scorned"
Huehehehhehe....
soal masak, HEY, MY MOM CAN'T COOK, AT ALL, but my late-father accept her, no matter what, we always can buy right? huehehehhe...

*krn ini forum perempuan2 tangguh, mending jangan macem2 deh..huehehehehe...*

ari koeswardini said...

thanks for your opinion son!
this world needs more men like you!

Nisa said...

setuju! hehehe

ari koeswardini said...

thanks nisa atas persetujuannya dan uda berkunjung ke blog gue :)!