Wednesday, October 15, 2008

Ujung Genteng episode 2


Pantai pertama yang kami singgahi adalah pantai yang paling dekat dengan penginapan kami. Pantai cibuaya. Pantai ini seperti kolam, karena berada di tepi pantai kemudian sekitar 50 meter airnya tertahan oleh karang laut. Kami pun berenang-renang menuju karang tersebut, namun tidak lama, salah satu teman saya, bernama Yanto, menginjak bulu babi!!wajahnya meringis kesakitan. Banyak gosip (atau mungkin fakta) beredar apabila terkena bulu babi, kita akan demam semalaman, bahkan sampai bisa terkena serangan jantung!wah!wah!

Kami langsung membawanya ke penginapan, wajahnya nampak menahan sakit dan berjalan pincang. Sesampainya di penginapan, kami langsung meminta si pemilik rumah untuk melakukan P3K. Kakinya lalu direndam air hangat dan pemutih (ya pemutih, katanya sih untuk mencegah infeksi), terlihat banyak sekali bintik hitam di tumitnya, dengan sabar si pemilik rumah mengeluarkan satu-persatu bulu babi yang menancap di kaki dengan jarum yang sudah disterilkan. Tapi sejam sudah berlalu, usahanya tidak terlalu menampakkan hasil, bulu-bulu babi masih sulit dikeluarkan, tapi untungnya keadaan teman saya semakin membaik membuat kami merasa lega. Dia masih pincang, namun sakitnya makin lama menghilang. Akhirnya kami pun melanjutkan petualangan kami!

Untuk mengunjungi pantai yang kedua, kami harus mengendarai motor. Banyak ojek yang menawarkan diri untuk membawa para turis ke pantai-pantai di Ujung Genteng.Untungnya, teman-teman saya ini sudah sering ke Ujung Genteng, jadi berberapa dari mereka membawa motor untuk menghemat ongkos berpergian di Ujung Genteng.

Pantai ke dua adalah pangumbahan. Jalan menuju kesana masih tanah, akses mobil masih dapat lewat, tapi cukup membuat para penumpangnya duduk tegak di kursinya dan berpegangan. Jadi saya sangat menyarankan, selain lebih cepat, dengan kondisi jalan seperti itu, motor merupakan kendaraan yang tepat untuk berpergian bertualang di tempat seperti ini.

Jalanan tidak jauh berbeda dengan ketika kami pergi ke tempat penduduk, namun tapi lebih sedikit mulus. Pemandangan kiri-kanan tetap tanah tandus dan kadang terlihat berberapa gubuk penduduk. Nampaknya Listrik belum masuk ke kawasan ini karena ketika malam harinya saya melewati jalan ini, obor di depan rumah penduduk jadi pemandangan yang cukup biasa.

Di perjalanan, kami melewati perservasi penyu. Kami tidak mampir karena tempat ini tepat dikunjungi ketika malam sudah larut, dimana penyu akan datang dan bertelur.

Tiba-tiba motor yang saya tumpangi berhenti, ternyata di tengah jalan kami terhenti karena ada genangan air yang cukup besar dan dalam menutupi jalan, yang ternyata jalur air yang nantinya akan bermuara di muara sungai di pangumbahan akhirnya motor harus diparkir di sebuah rumah tidak berpenghuni dan kita berjalan.

Kami berjalan sekitar 200 meter untuk mencapai pantai pangumbahan. Pantainya indah sekali. Dan selain itu, hanya kelompok kami yang ada di pantai itu! Horeeeeee!!!!! Rasa euforia langsung menyerang kami, kami kalap foto sana-sini, kami berlarian ke pantai, tetepai juga tidak sabar untuk berjalan-jalan mengeksplorasi pantai tersebut.

Ini adalah pantai yang paling indah dibandingkan dengan pantai-pantai yang pernah saya kunjungi, Dreamland di Bali pun tidak ada apa-apanya, mungkin Gili trawangan dan Belitung dapat menyaingi keindahannya tapi, ah untuk apa dibanding-bandingi toh setiap pantai punya keunikannya sendiri-sendiri.

Pasirnya lembut, namun karena angin kencang, butiran pasir kadang cukup menyakitkan apabila terkena kulit. Tapi ah!nikmati saja! Pantai ini cukup unik, disini terdapat tiga spot yang bisa kita nikmati. Disini terdapat muara sungai yang tertahan oleh pasir, mungkin apabila musim hujan, muara ini akan terbuka. Airnya payau dan cukup tenang dan dangkal. Kiri-kanannya terdapat pohon-pohon liar, kadang saya merinding sendiri ketika berenang di muara ini, karena bayangan buaya mungkin ada di tempat ini cukup sering terbersit, tapi ya sudah lah berserah saja! Tempat ini adalah tempat kami bisa berbasuh seusai berenang di laut.

Spot yang kedua adalah, saya tidak tahu harus menyebutnya apa, tapi spot yang kedua, nampak sebuah genangan air yang sangat besar!!!! Kedalamannya hanya semata kaki, jadi ketika berjalan kami nampak seperti berjalan di atas air.

Di pantainya sendiri, Airnya nampak biru bersih, Ombaknya sangat besar dan tarikan ombaknya pun sangat kuat. Kadang kami harus menahan tubuh agar tidak terseret ombak, saya pun harus cukup berhati-hati disini, walaupun kadang lupa he... karena semakin besar ombak berarti akan semakin seru!

Hamparan pasir di pantai ini tidak kalah indahnya, saya tidak menemukan satu pun sampah di sini. Tapi saya malah khawatir saya akan kehilangan pemandangan ini ketika berkunjung lagi pada 10 tahun yang akan datang. Yah semoga para pengunjung dan penduduknya punya rasa peduli terhadap kebersihan pantai disini.
bersambung...

5 comments:

Anonymous said...

benci akuu.. gak ngajak2 :D

Jsubrata said...

Keren euw UGEnya...

Anonymous said...

ri, dari spot ke dua kok ceritanya jumping? atau ini neritain apa sih?

spot ke dua uge kan yang genangan air yang besar!!! semata kaki,nah tiba-tiba paragraf bawah kok cerita airnya biru sekali, ombak besar, dan tarikan ombak kuat.

ini begimana?? kan lagi cerita genangan air yang besar, dengan kedalaman hanya semata kaki.

hahahha :) apa gue yang kaga mudeng yak

zeepsy said...

Kritikal bgt sih lo cik ;p
Hahaha :D

ari koeswardini said...

thank you cik!lu bener kurang kata berberapa kata, tuh gue uda benerin!